Monthly Archive April 23, 2022

STAIMA/Sabtu, 23 April 2022 Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) STAIMA Sintang mengadakan kegiatan Buka Puasa Berasama Civitas Akademika dan Mahasiswa STAIMA Sintang tepatnya di halaman kampus STAIMA Sintang. Kegiatan ini diawali dengan penampilan Live Music Oleh Coverwe_Etnic dimana group music ini merupakan gabungan dari Alumni STAIMA Sintang dan mahasiswa STAIMA Sintang.

President Mahasiswa STAIMA Sintang Irvan Amri yang sekaligus Ketua Panitia kegiatan dalam sambutannya melaporkan, kegiatan buka puasa bersama ini diadakan untuk terus mempererat persaudaran antar mahasiswa STAIMA Sintang. Dalam sambutannya President Mahasiswa menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah mensuport kegiatan buka puasa bersama ini, dan terimakasih kepada Ketua STAIMA Sintang yang telah menyambut baik kegiatan yang diadakan oleh pihak BEM STAIMA Sintang. “Besar harapan kami, semoga kegiatan seperti ini menjadi kegiatan rutin yang selalu diadakan disetiap bulan Ramadhan dan kami berharap pula kepada Ketua STAIMA Sintang untuk dapat memberi dukungan kepada kami BEM STAIMA Sintang untuk malaksanakan kegiatan Study Banding di akhir semester genap ini”. Ungkap Irvan

Ketua STAIMA Sintang Bapak Muhammad Faisal, M.MPd memberikan apresiasi kepada BEM STAIMA Sintang yang telah mengadakan Buka Puasa Bersama seluruh mahasiswa STAIMA Sintang dalam rangka mempererat tali silaturahmi. Diakhir sambutannya Bapak Muhammad Faisal, M.MPd memberikan semangat dan motivasi kepada seluruh Mahasiswa STAIMA Sintang serta mendo’akan agar semua mahasiswa STAIMA Sintang menjadi orang-orang yang sukses dan meraih cita-cita yang diimpikan.

Diakhir acara sambil menunggu waktu berbuka puasa, diisi dengan penyampaian tausiyah oleh Ketua Jurusan Tarbiyah Bapak Masruri, M.Pd.I. Dalam tausiyahnya beliau menyampaikan jika selama bulan Ramadhan ini kita melakukan ibadah dengan baik Insyaa Allah kita akan terhindar dari api neraka dan akan dimasukan kedalam surga firdaus. Disepuluh hari terakhir bulan Ramadhan ini kita menyambut datangnya malam lailatul qadar, manusia tidak ada yang tau kapan datangnya malam lailatul qadar ini semua adalah rahasia Allah SWT. Oleh karena itu karena kita sebagai umat manusia tidak mengetahui kapan datangnya malam lailatul qadar atau malam kemuliaan ini maka kita harus selalu mempersiapkan diri untuk selalu melakukan hal kebaikan, seperti selalu berdo’a kepada Allah,semangat beribadah kepada Allah, melaksanakan puasa,melaksanakan shalat malam dan melakukan tadarus maka Insya Allah kita akan mendapatkan malam lailatul qadar dimana malam lailatul qadar adalah malam yang lebih baik dari malam seribu bulan. Setiap muslim yang beramal saleh pada malam lailatul qadar, akan memperoleh pahala yang setara dengan melakukannya selama seribu bulan.

Kegiatan ini dihadiri pula oleh Wakil Ketua Bidang Kemahasiswaan, Ketua Jurusan Syari’ah, Sekretaris Jurusan Tarbiyah, Kepala PPM, Kepala P3M dan Civitas Akademika lainnya.

Kamis, 21 April 2022, dalam rangka untuk meningkatkan kadar keimanan pada bulan Ramadhan yang penuh berkah, sudah menjadi tradisi bertahun-tahun diadakan buka puasa bersama dengan mengundang Keluarga Civitas Akademika STAIMA Sintang. Acara di mulai pada sore hari pukul 16.30 WIB dengan mendengarkan tausiyah yang di bawakan oleh Bapak Masruri, M.Pd.I bertema Nuzulul Qur’an sampai tiba waktu berbuka puasa. Dalam tausiyahnya Bapak Masruri, M.Pd.I menyampaikan hari ini kita sudah masuk masa yang kedua dibulan Ramadhan tahun ini yang mana dinamakan dengan bulan maghfiroh ampunan dari Allah Swt, karena dalam keadaan sadar atau tidaknya manusia banyak dosa atau kesalahan yang sengaja atau tidaknya kita lakukan untuk itu disinilah momen yang sangat berharga untuk memohon ampun kepada Allah Swt, walaupun dalam memohon ampun tidak hanya dibulan Ramadhan saja. Dibulan Ramdahan inilah kita beristigfar memohon ampun kepada Allah SWT bulan yang mana manusia diberikan kesempatan untuk dapat memohonan ampunan atau bertaubat atas kesalahan-kesalahan yang telah dilakukan. Kalau kita sudah bertaubat maka yakinlah bahwa Allah SWT akan menerima taubat kita sehingga nantinya kita betul-betul menjadi seseorang yang Idul Fitri kembali menjadi suci. Jadi orang yang Idul Fitri itu adalah orang yang mau mengisi kegiatan Ramadhan dengan hal-hal yang baik semaksimal mungkin dengan melaksanakan Ibadah puasa dan ibadah lainnya. Hari raya Idul Fitri adalah milik umat yang mau menjalankan ibadah puasa Ramadhan.

Dalam Tausiyahnya Bapak Masruri, M.Pd.I menyampaikan,tentunya dipertengahan bulan Ramadhan ini kita juga menanti – nanti atau berburu menyambut datangnya Lailatul Qadar atau yang diperingati dengan Nuzulul Qur’an pada malam 17 Ramadhan. Jadi Nuzulul Qur’an ini adalah malam dimana diturunkannya Al-Qur’an, dimana Al-Qur’an merupakan pedoman hidup manusia. Al-Qur’an yang Allah turunkan ini melalui beberapa tahap . Tahap pertama Al-Qur’an turun ke Lauhul Mahfuzh atau secara global atau secara utuh  yaitu sebanyak 30 juz. Pada tahap ini, Alqur’an diturunkan dengan cara dan pada waktu yang tidak diketahui kecuali oleh Allah sendiri dan oleh siapa yang mendapat izin-Nya untuk mengetahui beberapa perkara ghaibMahfuz itu sendiri adalah peristiwa. Tahap kedua Al-Qur’an diturunkan kelangit dunia. Pada tahap ini, Alqur’an diturunkan dari Lauhul Mahfudz ke Baitul ‘Izzah di langit dunia secara sekaligus, pada malam Lailatul Qadar di bulan Ramadhan. Tahap ketiga, Alqur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Pada tahap yang terakhir ini, Alqur’an diturunkan dari langit dunia ke dalam hati Nabi Muhammad SAW melalui melalui Malaikat Jibril secara berangsur-angsur. Allah berfirman: “Katakanlah: Barangsiapa yang menjadi musuh Jibril, maka Jibril itu telah menurunkannya (Alqur’an) ke dalam hatimu dengan seizin Allah; membenarkan kitab-kitab sebelumnya dan menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang yang beriman”. (QS. Al-Baqarah, 2: 97)

Kegiatan ini ditutup dengan pembacaan do’a dan buka puasa bersama, dilanjutkan dengan sholat maghrib bersama di surau Al-Ikhlas dan pembagian bingkisan lebaran kepada Civitas Akademika STAIMA Sintang.

Bulan Ramadan merupakan bulan suci yang penuh berkah. Sebab di bulan ini Allah memberikan berlipat pahala bagi orang yang mengerjakan kebaikan. Untuk mendapatkan pahala yang Allah janjikan, salah satu yang bisa dikerjakan adalah memberi makan orang yang berbuka puasa.

Memberikan Takjil merupakan salah satu cara yang paling mudah dan cukup terjangkau untuk mendapatkan pahala yang dijanjikan Allah SWT tersebut. Meskipun hanya dengan memberikan secangkir air putih dan juga sepotong kue atau satu buah kurma sudah menjadi ladang pahala bagi yang memberikan.

Sintang/11 April 2022 Sekolah Tinggi Agama Islam Ma’arif Sintang berbagi berkah takjil kejalan kota Sintang. Kegiatan ini dilakukan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) STAIMA Sintang dengan membagikan kurang lebih 100 takjil ke masyarakat Sintang. Kegiatan ini merupakan kegiatan rutin setiap bulan Ramadhan yang dilakukan oleh BEM STAIMA Sintang.

Ketua BEM STAIMA Sintang Saudara Irvan Amri berharap melalui kegiatan ini, dapat menghadirkan  keberkahan, kebahagian dan bermanfaat bagi penerima dan penyelenggara. Selain itu pula Irvan menyampaikan selain mendapat pahala bersedekah, orang yang berbagi takjil kepada orang yang berpuasa akan mendapat pahala seperti orang yang berpuasa. Jadi dapat dikatakan bahwa kita akan mendapat double pahala. Kita yang berpuasa mendapat pahala karena menunaikan ibadah puasa, kita memberi takjil ke orang yang berpuasa juga akan mendapat pahala orang tersebut.

Berbagi kebahagiaan kepada sesama merupakan wujud dari bersedekah. Berbagi takjil di bulan Ramadhan juga sebagai bentuk dari sedekah di jalan-Nya. Dengan harta yang kita miliki saat ini, hendaknya selalu disisihkan untuk bersedekah. Karena pada dasarnya harta kita bukan sepenuhnya kepunyaan kita pribadi.

“Harta tidak akan berkurang dengan sedekah. Dan seorang hamba yang pemaaf pasti akan Allah tambahkan kewibawaan baginya.” (H.R. Muslim). Admin

Sintang/Sabtu 9 April 2022, Sekolah Tinggi Agama Islam Ma’arif Sintang melakukan Seminar Nasional dengan Tema Menjaga NKRI dan Generasi Muda Dari Paham Radikalisme dan Intelorensi.

Adapun dalam kegiatan seminar nasional ini diisi oleh pemateri dari Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sintang dan dari Polres Sintang yaitu KBO Sat Intelkam Polres Sintang.

Acara Seminar Nasional ini dibuka langsung oleh Ketua STAIMA Sintang Bapak Muhammad Faisal, M.MPd, dalam sambutannya Ketua STAIMA Sintang menyambut baik kegiatan daripada seminar ini karen dengan begitu bisa menambah wawasan daripada mahasiswa/i STAIMA Sintang ,kata ketua STAIMA Sintang .

Dalam Penyampaian materi Moderasi beragama sebagai pilar kerukunan umat beragama oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sintang, adapun ciri ciri radikalisme itu sendiri diantaranya ingin merubah sesuatu dengan kekerasan,ada faktor budaya, faktor ideologis (anti barat).

Singkatnya H. Ikhwan Pohan, S.Ag.M.Pd selaku Kakan Kemenag Sintang mengatakan Radikalisme bisa mengarahkan ke terorisme dan radikalisme juga bisa melakukan perubahan secara total dan bersifat drastis serta menjungkirbalikkan nilai nilai yang ada ,ciri- ciri nya inteloran,fanatik,ekslusif,dan anarkis. Moderasi beragama merupakan usaha kreatif untuk mengem¬bangkan suatu sikap keberagamaan di tengah berbagai desakan ketegangan (constrains), seperti antara klaim kebenaran absolut dan subjektivitas, antara interpretasi literal dan penolakan yang arogan atas ajaran agama, juga antara radikalisme dan sekularisme. Komitmen utama moderasi beragama terhadap toleransi menjadikannya sebagai cara terbaik untuk menghadapi radikalisme agama yang mengancam kehidupan beragama itu sendiri dan, pada gilirannya, mengimbasi kehidupan persatuan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Selanjutnya dari KBO Sat Intelkam Polres Sintang, materi yang disampaikan kurang lebih terkait materi yang di sampaikan oleh Kakan Kemenag Sintang ,tapi disini Eko Budi Purwanto lebih menekankan kepada radikalisme itu sendiri , radikalisme memiliki beberapa ciri, yaitu penolakan secara terus menerus atau menuntut perubahan secara ekstrem, biasanya menggunakan jalan kekerasan untuk mencapai keinginannya, dan penganutnya memiliki keyakinan kuat jika paham atau anggapan yang berbeda dengannya adalah hal yang salah.Selain itu menurut Eko Budi Purwanto ada beberapa faktor yang mempengaruhi daripada radikalisme itu sendiri ada beberapa faktor diantaranya: faktor internasional yang mana ketidak adilan global, politik luar negeri yang arogan penjajahan, serta faktor domestik artinya kesejahteraan, persepsi ketidakadilan pendidikan.

Kegiatan Seminar Nasional ini ditutup dengan buka puasa bersama dengan Mahasiswa dan Civitas Akademika STAIMA. Admin